Senin, 15 Februari 2010

Haqiqat hidup.

Bisamillaahirrohmaanirrohiim

Sebuah ibarat bagus yang Imam Ghazali sampaikan bahwa hidup ini seperti orang yang naik haji berombongan dari negeri jauh, sehingga perlu berhenti di pos-pos tertentu untuk memberi makan ontanya. Sebagian orang ada yang membersihkan ontanya, memberinya hiasan yang bagus, diberinya minum yang sejuk. Dia lengah dengan tujuannya bahwa ia mau berhaji. Karena asyiknya ia memperhatikan ontanya itu, ia akhirnya tertinggal oleh rombongannya. Ia tidak menyadari bahwa tindakannya memisahkan diri ini membuat dirinya dan ontanya menjadi mangsa binatang buas.
Inilah gambaran terhadap dua macam manusia.
Sebagian ada yang asyik dengan urusan dunia. Karena asyiknya dengan urusan dunia ini, dia lupa dengan urusan akhirat. Dia menjadi mangsa setan dan menjadi hamba-hamba setan yang nyata. Dia menganggap bahwa kehidupan itu ya mencari kesenangan dunia saja. Sehingga kalau ada yang mengingatkan bahwa perjalanan hidup itu bukan semata-mata merawat onta atau kesenengan dunia fana ini saja, mereka dengan segala kekuatannya akan melawan. Mereka itulah para sekutu setan.
Bagi orang yang tetap ingat urusan akhirat, yakni yang dimiliki oleh mereka yang bermata hati, menganggap bahwa tidak seberapa penting baginya urusan memberi makan dan memelihara onta kecuali sekedar untuk menguatkan ontanya supaya kuat melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan. Ia lebih mementingkan untuk memikirkan urusan ibadah haji yang menjadi tujuannya. Sehingga ia memikirkan dan mengurus onta hanya sekedar seperlunya saja. Mereka juga kerja, berkeluarga, makan, minum, tidur sebagai mana yang lainnya secara wajar, namun hatinya selalu ingat bahwa mereka mempunyai tujuan hidup yang lebih mulia. Mereka selalu mengisi ruhnya dengan makanan spiritual yang menenangkan kehidupannya.
Mereka tidak sekedar melakukan salat untuk menggugurkan kewajiban, tapi menjadikannya sebagai kebutuhan rohaninya sebagaimana makan bagi tubuh fisiknya. Mereka berzakat tidak sekedar menunaikan kewajiban zakat. Namun mereka benar-benar belajar melatih berpisah dengan sesuatu yang akan ditinggalkannya, sehingga ketika mati datang, mereka tidak menyesal berpisah dengan sesuatu itu, yakni dunia yang umumnya membebani orang mencintainya.
Salam Sukses Bahagia
By Nur Muhid

0852 2580 5657



Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda