FILOSOFI DAKWAH
“Ud’u ilaa sabiili Rabbika
bilhikmati wal mau’izhatil hasanati wa jaadilhum billatii hiya ahsan; inna
rabbaka huwa a’lamu biman dhalla ‘an sabiilihi wahuwa a’lamu bilmuhtadiin.”
( Ajaklah ke Jalan Tuhan-mu dengan cara hikmah, nasehat yang baik, dan
debatlah mereka dengan cara yang terbaik, sesungguhnya Tuhanmu lebih mengetahui
tentang orang-orang yang tersesat dari jalan-Nya, dan Ia lebih mengetahui
tentang orang-orang yang mendapat petunjuk ) QS. An-Nahl: 125
Ayat 16. al-Nahl: 125
ini merupakan perintah Allah kepada utusan-Nya, Rasulullah SAW
untuk berdakwah,
mengajak ke jalan Tuhannya, agama Allah; dengan hikmah dan nasehat yang baik.
Bila perlu berdebat, agar dengan cara yang paling baik. Ayat ini ditutup dengan
penegasan Allah bahwa sesungguhnya Ia lebih tahu mengenai siapa yang sesat dari
jalan-Nya dan siapa yang mendapat hidayah dan benar. Dakwah ialah mengajak.
Bukan menyuruh atau memaksa. Meskipun jalan Allah jelas adalah jalan yang
paling benar menuju ke kebahagiaan dan Rasulullah SAW adalah pemimpin yang
sangat mendambakan kebahagiaan semua orang. Namun, beliau tidak bisa ‘menyuruh’
dan memaksa orang untuk itu. “Innaka laa
tahdii man ahbabta;” firman Allah surah al-Qashash,“ Waakinnallaha yahdii man yasyaa’ wahuwa a’lamu bilmuhtadiin.” (Q.
28: 56) “Sungguh engkau (Muhammad) tidak bisa memberi hidayah kepada orang yang
engkau cintai (sekali pun), tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Ia
kehendaki dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.”
Kewajiban Rasulullah SAW
dan kita yang ingin melanjutkan perjuangannya ialah berdakwah, mengajak. Dan
dakwah atau mengajak itu, menurut Tuhan yang memerintahkannya, dengan tiga cara
yang disebutkan dalam ayat 125 surah al-Nahl itu. Dengan hikmah, nasehat baik,
dan berdebat dengan cara yang paling baik.
Hikmah (ada yang mengartikan al-Quran; ada yang memaknai al-Quran dan Sunnah Rasul SAW; dan ada juga yang menafsirkan sebagai bijaksana); nasehat yang baik; dan berdebat dengan cara yang paling baik, sesuai sekali dengan makna dakwah atau ajakan. Di samping itu, juga sesuai dengan maqam Nabi SAW dan kita yang tidak mempunyai wewenang memaksa. Allah SWT ketika mengutus Nabi Musa dan Nabi Harun kepada Raja yang selalim Firaun pun berpesan,“Faquulaa lahu qaulan layyinan...” (Q. 20: 44) “Dan berkatalah kalian berdua kepadanya (kepada Firaun) dengan perkataan yang halus…”
Hikmah (ada yang mengartikan al-Quran; ada yang memaknai al-Quran dan Sunnah Rasul SAW; dan ada juga yang menafsirkan sebagai bijaksana); nasehat yang baik; dan berdebat dengan cara yang paling baik, sesuai sekali dengan makna dakwah atau ajakan. Di samping itu, juga sesuai dengan maqam Nabi SAW dan kita yang tidak mempunyai wewenang memaksa. Allah SWT ketika mengutus Nabi Musa dan Nabi Harun kepada Raja yang selalim Firaun pun berpesan,“Faquulaa lahu qaulan layyinan...” (Q. 20: 44) “Dan berkatalah kalian berdua kepadanya (kepada Firaun) dengan perkataan yang halus…”
Dalam kondisi kita mesti
berdebat, Allah pun mengingatkan,“Walaa
tujaadiluu ahlal kitaabi illa billatii hiya ahsan..” (Q. 29: 46) “Dan janganlah
kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik..”
Ternyata, dakwah yang dilakukan sesuai dengan petunjuk Allah dan dicontohkan Rasulullah SAW, bukan saja paling baik, tapi juga terbukti berhasil. Di negeri kita, sebagai contoh, para da’i pendahulu dan Walisongo telah membuktikan keberhasilan yang luar biasa. Dari negeri yang penduduknya rata-rata tidak mengenal Allah dan Rasulullah SAW, menjadi negeri yang mayoritas memeluk agama Islam. Seandainya mereka dulu dalam berdakwah, tidak dengan semangat mengajak, tapi memaksa, tidak menggunakan cara hikmah, tapi semau mereka sendiri, tidak dengan nasehat dan ajaran yang baik, tapi menggurui dan mengancam, boleh jadi negeri ini tidak pernah mengenal falsafah ‘keislaman’. Falsafah Ketuhanan Yang Maha Esa (Tauhiid), kemanusiaan yang adil dan beradab (Insaaniyah), Persatuan Indonesia (Ukhuwwah), kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan (Syuuraa bainahum), dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ( ‘Adaalah).
Ternyata, dakwah yang dilakukan sesuai dengan petunjuk Allah dan dicontohkan Rasulullah SAW, bukan saja paling baik, tapi juga terbukti berhasil. Di negeri kita, sebagai contoh, para da’i pendahulu dan Walisongo telah membuktikan keberhasilan yang luar biasa. Dari negeri yang penduduknya rata-rata tidak mengenal Allah dan Rasulullah SAW, menjadi negeri yang mayoritas memeluk agama Islam. Seandainya mereka dulu dalam berdakwah, tidak dengan semangat mengajak, tapi memaksa, tidak menggunakan cara hikmah, tapi semau mereka sendiri, tidak dengan nasehat dan ajaran yang baik, tapi menggurui dan mengancam, boleh jadi negeri ini tidak pernah mengenal falsafah ‘keislaman’. Falsafah Ketuhanan Yang Maha Esa (Tauhiid), kemanusiaan yang adil dan beradab (Insaaniyah), Persatuan Indonesia (Ukhuwwah), kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan (Syuuraa bainahum), dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ( ‘Adaalah).
Da’i-da’i masa kini,
kalau tidak mampu mengajak mereka yang belum di jalan Allah untuk menuju ke
jalan-Nya, mengajak jamaahnya sendiri yang sudah di jalan Allah, untuk
istiqamah menjalankan ajaran agamanya dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW,
sudah lumayan. Jangan sampai-na’udzu billah-mengajak orang ke jalan Allah tidak
mampu, malah justru membuat orang takut kepada jalan-Nya.
Oleh karena itu,
pemahaman yang paling mendasar mengenai aspek filosofis dakwah semestinya
dipahami oleh setiap kita yang terlibat dalam dunia dakwah, baik secara
langsung maupun tidak. Pasalnya, dengan pemahaman yang benar mengenai konsepsi
dakwah sesuai dengan petunjuk al-Qur’an, dakwah yang kita lakukan akan menjadi
‘ajakan suci’ yang menyejukkan, bukan paksaan yang menyesakkan. Dengan
demikian, ada harapan besar bahwa mereka yang kita ajak, akan dengan rela hati
meniti jalan ilahi, sebagaimana telah dicontohkan para Wali. Dan, pada
gilirannya, kita maupun saudara-saudara kita yang kita ajak, senantiasa bernaung
dalam ridlo Ilahi. S’moga!
Oleh Team Ad-Dhuha.
Salam Sukses Bahagia
Ingin Umroh??? Ada kendala biaya??? Mau kerja sampingan????
Silakan Kontak 0852 2580
5657
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda