Minggu, 28 Maret 2010

Bekal kehidupan (khotbah)

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله الذى خلق السموات والارض وجعل الظلمات والنور ثم الذين كفروا بربّهم يعدلون وهوالذى خلقكم من طين ثم قضى اجلا واجل مسمّى عنده ثم انتم تمترون وهو الله فى السموات وفى الارض يعلم سرّكم وجهركم ويعلم ما تكسبون اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له واشهد ان محمدا عبده ورسوله اللهم صل و سلم على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه ومن تبعه الى يوم الدين اما بعد عباد الله اوصيكم ونفسي بتقوى الله فقد فاز المتّقون قال الله تعالى القارعة ماالقارعة وما ادرىك ماالقارعة يوم يكون الناس كالفراش المبثوث وتكون الجبال كالعهن المنفوش
Jamaah solat jum’at rohimakumulloh
Pertama-tama marilah kita panjatkan segala puji dan syukur kehadirat Allah swt, semoga dengan puji dan syukur yang kita panjatkan ini akan menambah dan mendatangkan nikmat-nikmat dari Allah yang lain. Amin.
Solawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi agung Muhammad saw, semoga juga tercurah kepada keluarga beliau, kepada para sahabat beliau dan kepada siapa saja yang mengikuti beliau. Semoga solawat yang kita haturkan ini menjadikan kita dicatat dan diakui sebagai umat beliau sehingga di hari akhir nanti, kita mendapat syafaat dari beliau. Amin amin ya robbal ‘alamin


Melalui forum ini, ijinkanlah saya mengingat diri saya dan para jamaah agar senantiasa menjaga dan meningkatkan kualitas ketaqwaan kita kepada Allah swt, sehingga bila ajal nanti tiba menjemput kita, kita mati dalam keadaan bertaqwa kepada Allah, mati yang husnul khotimah. Amin
Jamaah solat jum’at rohimakumulloh
Ijinkanlah saya akan mengawali khotbah jum’at ini dengan sebuah hadits nabi yang berisi tentang persiapan menghadapi kiamat atau akhirat. Yaitu pada suatu ketika seorang sahabat nabi Muhammad saw yang bernama Abu Musa Al Asy’ariy bertanya kepada nabi. Pertanyaannya begini “Kapan kiamat itu terjadi, Wahai Rosululloh?” Kalau sahabat itu hidup di jaman sekarang, mungkin pertanyaan tersebut akan dikaitkan dengan apa yang terjadi saat ini. Jadi pertanyaanya bisa menjadi “Wahai Rosululloh, Apakah kiamat itu akan terjadi nanti pada tahun 2012, seperti yang diramalkan oleh suku maya itu?”
Atau “Apakah kiamat itu akan terjadi kalau lapisan ozon sudah berlubang seluas benua antartika yang luasnya setara dengan pulau jawa sebagaimana penemuan para ahli antariksa baru-baru ini?”.
“Apakah kiamat itu akan terjadi kalau ada planet asing yang bernama nibiru menyasar ke orbit bumi lalu menabrak bumi?”.
“Apakah kiamat itu akan terjadi kalau sudah ada badai matahari?”
Jamaah solat jum’at rohimakumulloh
Mendapat pertanyaan yang demikian dari Abu Musa itu, nabi menanggapi dengan balik bertanya “Apa yang engkau persiapkan untuk menghadapi kiamat itu?”. Kalau dalam bahasa kita kira-kira tanggapannya berbunyi begini “Kamu kok berani bertanya seperti itu, apa persiapanmu? Modalmu itu apa?”
Jawaban nabi yang diplomatis ini mengisyaratakn bahwa mempersiapkan bekal untuk menyambut hari akhir itu jauh lebih penting dari pada mengetahui kapan terjadinya kiamat. Apa artinya mengetahui kapan terjadinya kiamat, bila kita tidak mempunyai persiapan untuk itu?
Jadi yang penting adalah sudahkah kita mempersiapkan bekal untuk menghadapi kiamat itu? Kalau bekal sudah cukup, maka menjadi tidak terlalu penting kapan terjadinya kiamat. Besok atau lusa, atau tahun 2012 atau 2045 tidak ada bedanya. Sama saja. Yang membedakan adalah untuk apa waktu yang tersisa itu kita gunakan? Untuk menambah atau malah mengurangi bekal?
Kalau sekiranya dengan ditambahnya waktu itu akan membuat kita menjadi lebih baik dan lebih banyak bekalnya, maka mundurnya kiamat itu akan lebih baik bagi kita. Namun kalau sebaliknya, dengan ditambahnya waktu itu akan membuat kita menjadi lebih buruk, maka mundurnya kiamat adalah keburukan bagi kita.
Jamaah solat jum’at rohimakumulloh
Jawaban nabi yang berupa pertanyaan kepada Abu Musa itu, sesungguhnya tidak hanya ditujukan kepada Abu Musa saja, namun juga diarahkan kepada semua orang yang mengaku sebagai umat beliau. Ditujukan kepada kita semua yang mengaku diri beragama Islam ini. Apakah yang telah kita persiapkan untuk menghadapi kiamat itu?
Jamaah solat jum’at rohimakumulloh
Kiamat ini jangan hanya dimaknai dengan rusak binasanya alam ini saja, tapi juga maknailah dengan kematian setiap diri kita. Karena hakekat kiamat itu adalah batas dari dunia tempat kita menanam dengan akhirat tempat menuai hasilnya. Sama seperti kematian, ia adalah batas kita diberi kesempatan untuk menanam atau mempersiapkan bekal dengan alam barzah tempat kita mencicipi sebagaian dari apa yang kita tanam itu.
Oleh karena itu, bergegaslah untuk mencari bekal bagi kehidupan akhirat sebelum batas menanam itu berakhir. Carilah bekal itu sebelum kematian itu datang. Karena kalau peluit kematian telah ditiup, maka sejak saat itu kita sudah tidak akan dapat menanam lagi. Kalau bel kematian telah dibunyikan, maka sejak detik itu kita sudah tidak bisa menyiapkan bekal lagi.
Jamaah solat jum’at rohimakumulloh
Menanggapi pertanyaan nabi itu tadi, Abu Musa kemudian menjawab “Saya tidak mempersiapkan untuk hari kiamat itu dengan memperbanyak salat, tidak mempersiapkan dengan memperbanyak sedekah, tidak mempersiapkan dengan memperbanyak puasa ....”
Jamaah solat jum’at rohimakumulloh
Padahal yang namanya Abu Musa ini solatnya tekun, solat di awal waktunya, rutin jamaahnya, banyak solat sunnahnya, tapi Abu Musa mengaku tidak mempersiapkan bekal kiamat dengan solatnya itu. Beda dengan kita yang solatnya asal genap ini, yang sering tidak di awal waktunya, jamaahnya hanya pada solat tertentu saja, biasanya hanya pada solat maghrib dan isya’ saja, solat sunahnya jarang dilakukan, tapi kita justru mengandalkan solat yang demikian itu untuk menghadapi kiamat. Sungguh ironis kita ini bila dibandingkan dengan para sahabat nabi dulu.
Abu Musa ini juga seorang sahabat nabi yang gemar bersedekah, namun demikian beliau tidak mempersiapkan untuk hari kiamat itu dengan banyaknya sedekah itu. Hal ini sungguh beda dengan kebanyakan kita, yang suka menghitung-hitung berapa banyak yang telah kita sedekahkan, padahal hanya sedikit sekali dibandingkan dengan apa yang kita punya. Tidak ada lima persen dari seluruh harta yang kita miliki. Namun kita justru mengandalkan sedekah itu untuk bekal hari akhir.
Abu Musa ini adalah orang yang memperbanyak waktu siangnya untuk berpuasa, malamnya untuk salat tahajud, namun beliau juga tidak mempersiapkan untuk hari kiamat dengan banyaknya puasa itu. Padahal kebanyakan dari kita ini, kalau tidak bulan romadlon ya kita tidak puasa. Puasa senin dan kamis itu hanya kadang-kadang, itu pun karena ada unsur terpaksanya. Seperti itu puasa kita, namun kita seolah-olah telah mempunyai bekal yang cukup untuk menghadapi kiamat.
Jamaah solat jum’at rohimakumulloh
Lalu apa yang dipersiapkan oleh Abu Musa untuk menghadapi kiamat itu? Dalam dialog dengan nabi tadi, Abu Musa meneruskan jawabannya dengan mengatakan “.... tetapi saya mempersiapkan hari kiamat itu dengan cinta kepada Allah dan cinta kepada engkau, wahai Rosululloh”. Mendengar jawaban Abu Musa yang demikian itu, kemudian Nabi menimpalinya dengan bersabda “Engkau akan dikumpulkan bersama yang engkau cintai”. Hadits riwayat Bukhori dan Muslim.
Ya, Engkau akan dikumpulkan bersama yang engkau cintai. Demikian sabda nabi menutup dialog itu. Bagaimana dengan cinta kita? Semoga meskipun kita masih mencintai rumah kita, masih mencinta kendaraan kita, masih mencintai jabatan kita, masih mencintai anak istri kita, namun mudah-mudah juga kita masih mempunyai cinta kepada Allah dan rosul-Nya. Sehingga cinta kita kepada Allah dan rosul-Nya yang sedikit itu mudah-mudah dapat menolong kita di hari kiamat nanti. Amin
Demikian yang dapat saya sampaikan, kurang lebihnya saya mohon maaf. Mudah-mudahan kita senantiasa mendapat pertolongan Allah dalam mempersiapkan bekal akhirat, sehingga ketika kita mati nanti, kita mati dalam keadaan husnul khotimah. Amin.
بارك الله لى ولكم فى القران العظيم ونفعني واياكم بالايات وذكرالحكيم وتقبل الله منى ومنكم تلاوته انه هو السميع العليم وقل رب اغفر وارحم وانت خير الرحيمين
Salam Sukses Bahagia
By Nur Muhid.


Ingin Umroh??? Ada kendala biaya???? Mau kerja  sampingan????
Silakan kontak  0852 2580 5657



Label: , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda