Senin, 08 Maret 2010

Ikhlas 1

Bismillaahirrohmaanirrohiim
Di dalam kitab Hikam disebutkan bahwa
الاعمال صورة قاءمة وارواحها وجود سرالاخلاص فيها
Artinya “Amal itu adalah gambar yang tegak dan ruh dari amal adalah adanya rahasia keikhlasan di dalamnya.” Tegasnya dapat diterjemahkan bahwa amal itu seperti jasad sedang ruhnya adalah ikhlas. Jasad tanpa ruh itu meskipun menarik tapi tingkat kemenarikannya akan kalah jauh dibandingkan dengan jasad yang ada ruhnya. Dari sisi manfaatnya pun demikian, jasad yang tanpa ruh itu amat kecil kegunaannya dibandingkan dengan jasad yang lengkap dengan ruhnya.
Jadi amal ibadah apa pun nama dan bentuknya, yang tidak disertai dengan rasa ikhlas dalam menjalankannya, maka dampak dari manfaat amal tersebut akan kecil sekali kepada si pelakunya. Seperti puasa, manfaat puasa itu antara lain adalah

dapat menumbuhkan rasa kepekaan sosial, tapi berapa banyak orang yang menjalankan puasa hanya mendapat rasa lapar dan dahaga saja, pelaku puasanya tidak mendapat pengaruh dari puasanya, mereka masih saja tega “menindas” yang lain, kepekaan sosial mereka tetap rendah.
Perlu digaris bawahi bahwa tuntunan beramal dengan ikhlas itu mengharuskan si pelaku amal itu tulus menyerah kepada ketentuan-ketentuan syariat dengan sebaik-baiknya dan seutuh-utuhnya, baik secara lahir maupun batin, atau secara fiqih maupun tasawufnya. Misalnya puasa, orang yang ikhlas dalam menjalankan puasanya, maka ia harus dapat menjaga dari hal-hal yang membatalkan puasa secara fiqih, seperti; makan, minum, bersetubuh dengan sengaja di siang hari tapi juga harus dapat menjaga dari hal-hal yang membatalkan pahala puasa secara tasawuf, seperti; berdusta, ghibah (gosip), namimah (mengadu domba/memprovokasi), melihat dengan syahwat dan sumpah palsu.
Imam Ghozali membagi kategori ikhlas dalam dua bagian. Pertama; (الاخلاص لاجل ثواب) ikhlas karena mengharap balasan/pahala, contohnya; orang yang membaca Al Qur’an surat Waqiah setiap pagi dan sore dengan ikhlas tapi juga mengaharap supaya rizkinya lancar. Ada orang yang aktif menjalankan salat dhuha dengan ikhlas tapi juga berharap supaya dibangunkan gedung yang indah di surga, karena adanya hadits nabi saw bahwa barang siapa yang menjalankan salat dhuha, maka Allah akan membangunkan gedung di surga. Ada orang yang ikhlas bersedekah karena Allah, tapi juga berharap agar diberi balasan yang berlipat ganda, dengan sepuluh kali lipat atau lebih.
Ikhlas pada kategori ini dapat diibaratkan seperti orang yang mau pergi ke kerajaan yang megah, tapi yang ia tuju (niat/motivasinya) hanya mau melihat keindahan keadaan istana dan ingin makan dan minum apa yang disediakan di istana. Ia tidak merasa perlu menghadap sang raja, karena keindahan pemandangan di lingkungan istana dan makanan juga minumnya telah membuat ia merasa amat terpuaskan.
Kalau ini diibaratkan orang yang mau apel ke rumah kekasihnya, ia telah merasa puas dengan apa yang telah dihidangkan, yaitu yang berupa makanan dan minuman lezat dan pembantu-pembantu cantik telah menghiburnya, ia tidak akan merasa kecewa bila kekasihnya tidak menemuinya, meskipun tujuan semula adalah apel kepada kekasihnya.
Kedua (الاخلاص العمل) ikhlas karena semata-mata ketaatan kepada Allah. Ia beramal apa pun semata-mata karena itu adalah perintah Allah. Jadi bila ia salat, maka ia menjalankannya karena salat itu adalah perintah Allah, ia menjalankan bukan karena ia takut neraka atau ingin masuk surga, tapi semata-mata menjalankan ketaatan kepada Allah. Kalau ia bersedekah, ia melakukan bukan karena agar mendapat balasan yang berlipat ganda. Kalau ia salat dhuha, bukan karena ia mengharapkan dibangunkan gedung megah di surga. Tapi semua itu ia lakukan semata-mata karena ketaannya kepada perintah-perintah Allah saja.
Kalau ini diibaratkan orang yang mau ke kerajaan yang megah, maka yang ia tuju (niat/motivasinya) adalah menemui sang raja. Karena niat semula adalah menemui sang raja, maka meskipun pemandangan istana amat indah dan makan juga minumnya amat nikmat tapi itu belum membuat ia merasa puas sebelum ia bertemu dengan sang raja.
Kalau ini diibaratkan orang yang mau apel ke rumah kekasihnya, ia tidak akan merasa puas sebelum sang kekasih menemuinya, biar pun makanan dan minuman lezat telah dihidangkan dan pembantu-pembantu cantik telah menghiburnya. Dan apa pun hidangan dan hiburannya yang disediakan untuknya, tetap masih akan membuat ia merasa kecewa bila kekasihnya tidak menemuinya.
Demikian ulasan sederhana ini, semoga bermanfaat bagi kita semua dan semoga kita senantiasa diberi kekuatan dan pertolongan Allah sehingga kita dapat beramal dengan ikhlas semata-mata karena Allah saja. Amien ya robbal ‘alamien
Salam Sukses Bahagia
By Nur muhid
-->
Ingin Umroh??? Ada kendala biaya???? Mau kerja  sampingan????
Silakan kontak  0852 2580 5657


Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda