Rabu, 18 Maret 2015

Indahnya Berbagi

Bismilllahir rohmaanir rohiim
Adalah sebuah keindahan hidup bila masing-masing dari kita memiliki kepekaan dan kepedulian yang tinggi terhadap sesama. Betapa tidak, dengan kepekaan ini, kita akan senantiasa berupaya melihat orang lain, kelompok lain, dengan pandangan kasih, perasaan sayang. Rasa simpati selalu muncul dalam interaksi sosial yang ada, dan setiap kita akan selalu menunjukkan yang terbaik bagi orang lain.
Gambaran harmonisasi sosial semacam ini pernah mewujud dalam tatanan masyarakat era Baginda Rasul. Masing-masing dari Sahabat Nabi berupaya menunjukkan dan memberikan yang terbaik bagi saudaranya. Mereka tak akan
pernah merasa tenang selama masih ada saudaranya yang berada dalam kesusahan. Mereka akan selalu gelisah ketika mengetahui saudaranya dalam musibah. Mereka adalah orang-orang yang tak akan rela mereguk kebahagiaan dengan beralaskan penderitaan saudaranya. Mereka adalah orang-orang, kelompok, masyarakat yang senantiasa berbagi dengan saudaranya.
Para Sahabat Rasul adalah orang-orang yang dalam hatinya selalu tertanam semangat untuk memberikan apa yang dimiliki, baik untuk orang lain maupun untuk agama Allah. Banyak kisah kita jumpai bagaimana di antara Sahabat Nabi selalu berlomba memberikan apa yang mereka miliki demi perjuangan Islam. Usman adalah di antara nama-nama sahabat yang sudah tak terhitung berapa banyak hartanya yang beliau donasikan untuk syi’ar Islam. Ia selalu berada di garis terdepan tatkala ada ‘lelang’ pahala untuk ibadah berbagi. Rasul sendiri adalah orang yang paling semangat untuk memberi dan berbagi dengan orang lain, meski beliau sendiri adalah orang yang ‘kekurangan’.
Satu ketika dikisahkan Rasulullah kedatangan tamu, sahabatnya. Sang sahabat datang dalam kondisi lapar dan mengatakan bahwa dirinya tak memiliki apa-apa. Saat itu Rasul tengah memegang sepotong roti, lantas dipotonglah roti itu menjadi dua: satu untuk beliau satu untuk sahabatnya. Belum sempat beliau memakan roti miliknya, datang lagi sahabat yang lain dalam kondisi serupa. Rasul lantas memberikan roti milikinya, dan rela untuk menahan lapar demi saudara dan sahabtnya.
Kesadaran untuk berbagi sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah dan para Sahabatnya, memberikan inspirasi dan dorongan luar biasa kepada kita untuk juga menanamkan rasa dan kesadaran berbagi kepada orang lain, saudara kita. Apa yang kita miliki sesungguhnya tidak sepenuhnya miliki kita secara mutlak. Ada hak orang lain, pihak lain, yang terdapat di dalamnya. Karenanya, semestinya kita mengeluarkan apa yang menjadi bagian dan hak orang lain kepada yang berhak. Dengan demikian kita tidak terkena ‘sanksi’ karena telah mengeluarkan sesuatu yang bukan menjadi milik kita.
Kesadaran berbagi merupakan hal yang memilki nilai manfaat luar biasa. Dengan kesadaran ini, setiap kita akan memiliki rasa kepeduliaan dan kepekaan sosial yang tinggi. Kita akan selalu berpikir tidak hanya untuk pribadi, tetap juga untuk orang lain. Kita tidak hanya berkutat kepada upaya memperkaya diri, tetapi kita akan berpikir untuk turut mensejahterakan orang lain. Kita akan pula mempunyai kesadaran untuk selalu berusaha berjuang dalam menegakkan syi’ar Islam, dengan segala potensi yang kita miliki, termasuk dengan harta kita. Kesadaran ini muncul karena kita yakin dan faham betul bahwa kewajiban berjuang bukanlah kewajiban sementara golongan, tetapi ia adalah kewajiban kita semua, setiap muslim.  Dan ini dapat dilakukan dengan beragam cara, bergantung pada potensi yang dimiliki.
Bila kesadaran berbagi ini ditopang dengan kesadaran akan adanya kewajiban bagi setiap kita untuk memperjuangkan agama Allah, maka akan muncul sosok muslim yang memilki kepedulian penuh baik kepada orang lain, maupun kepada lembaga-lembaga dakwah. Pada gilirannya ini akan memunculkan komunitas masyarakat yang sejahtera, baik secara lahir maupun batin. Sebab, masing-masing penyusun masyarakat tersebut adalah individu yang memiliki kepedulian tinggi. Akan muncul harmonisasi sosial, yang dibarengi dengan semaraknya syi’ar Islam, sebagaimana pernah dicontohkan oleh masyarakat era Rasulullah SAW. S’moga!
By Fa-hiem
Sukses Bahagia
Ingin Umroh??? Ada kendala biaya?? Mau kerja sampingan???
Silakan kontak 0852 2580 5657

Label: , , , , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda