Indahnya Berbagi
Bismilllahir rohmaanir rohiim
Adalah
sebuah keindahan hidup bila masing-masing dari kita memiliki kepekaan dan
kepedulian yang tinggi terhadap sesama. Betapa tidak, dengan kepekaan ini, kita
akan senantiasa berupaya melihat orang lain, kelompok lain, dengan pandangan
kasih, perasaan sayang. Rasa simpati selalu muncul dalam interaksi sosial yang
ada, dan setiap kita akan selalu menunjukkan yang terbaik bagi orang lain.
Gambaran
harmonisasi sosial semacam ini pernah mewujud dalam tatanan masyarakat era Baginda
Rasul. Masing-masing dari Sahabat Nabi berupaya menunjukkan dan memberikan yang
terbaik bagi saudaranya. Mereka tak akan
pernah merasa tenang selama masih ada
saudaranya yang berada dalam kesusahan. Mereka akan selalu gelisah ketika
mengetahui saudaranya dalam musibah. Mereka adalah orang-orang yang tak akan
rela mereguk kebahagiaan dengan beralaskan penderitaan saudaranya. Mereka
adalah orang-orang, kelompok, masyarakat yang senantiasa berbagi dengan
saudaranya.
Para
Sahabat Rasul adalah orang-orang yang dalam hatinya selalu tertanam semangat
untuk memberikan apa yang dimiliki, baik untuk orang lain maupun untuk agama
Allah. Banyak kisah kita jumpai bagaimana di antara Sahabat Nabi selalu
berlomba memberikan apa yang mereka miliki demi perjuangan Islam. Usman adalah
di antara nama-nama sahabat yang sudah tak terhitung berapa banyak hartanya
yang beliau donasikan untuk syi’ar Islam. Ia selalu berada di garis terdepan
tatkala ada ‘lelang’ pahala untuk ibadah berbagi. Rasul sendiri adalah orang
yang paling semangat untuk memberi dan berbagi dengan orang lain, meski beliau
sendiri adalah orang yang ‘kekurangan’.
Satu
ketika dikisahkan Rasulullah kedatangan tamu, sahabatnya. Sang sahabat datang
dalam kondisi lapar dan mengatakan bahwa dirinya tak memiliki apa-apa. Saat itu
Rasul tengah memegang sepotong roti, lantas dipotonglah roti itu menjadi dua:
satu untuk beliau satu untuk sahabatnya. Belum sempat beliau memakan roti
miliknya, datang lagi sahabat yang lain dalam kondisi serupa. Rasul lantas
memberikan roti milikinya, dan rela untuk menahan lapar demi saudara dan
sahabtnya.
Kesadaran
untuk berbagi sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah dan para Sahabatnya,
memberikan inspirasi dan dorongan luar biasa kepada kita untuk juga menanamkan
rasa dan kesadaran berbagi kepada orang lain, saudara kita. Apa yang kita
miliki sesungguhnya tidak sepenuhnya miliki kita secara mutlak. Ada hak orang
lain, pihak lain, yang terdapat di dalamnya. Karenanya, semestinya kita
mengeluarkan apa yang menjadi bagian dan hak orang lain kepada yang berhak.
Dengan demikian kita tidak terkena ‘sanksi’ karena telah mengeluarkan sesuatu
yang bukan menjadi milik kita.
Kesadaran
berbagi merupakan hal yang memilki nilai manfaat luar biasa. Dengan kesadaran
ini, setiap kita akan memiliki rasa kepeduliaan dan kepekaan sosial yang
tinggi. Kita akan selalu berpikir tidak hanya untuk pribadi, tetap juga untuk
orang lain. Kita tidak hanya berkutat kepada upaya memperkaya diri, tetapi kita
akan berpikir untuk turut mensejahterakan orang lain. Kita akan pula mempunyai
kesadaran untuk selalu berusaha berjuang dalam menegakkan syi’ar Islam, dengan
segala potensi yang kita miliki, termasuk dengan harta kita. Kesadaran ini
muncul karena kita yakin dan faham betul bahwa kewajiban berjuang bukanlah kewajiban
sementara golongan, tetapi ia adalah kewajiban kita semua, setiap muslim. Dan ini dapat dilakukan dengan beragam cara,
bergantung pada potensi yang dimiliki.
Bila
kesadaran berbagi ini ditopang dengan kesadaran akan adanya kewajiban bagi
setiap kita untuk memperjuangkan agama Allah, maka akan muncul sosok muslim
yang memilki kepedulian penuh baik kepada orang lain, maupun kepada
lembaga-lembaga dakwah. Pada gilirannya ini akan memunculkan komunitas
masyarakat yang sejahtera, baik secara lahir maupun batin. Sebab, masing-masing
penyusun masyarakat tersebut adalah individu yang memiliki kepedulian tinggi.
Akan muncul harmonisasi sosial, yang dibarengi dengan semaraknya syi’ar Islam,
sebagaimana pernah dicontohkan oleh masyarakat era Rasulullah SAW. S’moga!
By
Fa-hiem
Sukses
Bahagia
Ingin Umroh???
Ada kendala biaya?? Mau kerja sampingan???
Silakan kontak
0852 2580 5657
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda