Yang kecil yang berkah
Bismillahir rohmaanir rohiim
Seorang pujangga Barat mengatakan bahwa small is beautiful, sebuah ungkapan yang mengandung pengertian
secara bebas kecil itu indah. Ungkapan ini terlihat sepele, namun sejatinya
memiliki makna yang cukup dalam. Secara filosofis dapat dipahami bahwa hal-hal
besar, tak dapat dipungkiri, berasal dari hal-hal kecil. Tidak ada sesuatu yang
disebut besar, tanpa melalui satu tahapan yang berkategori kecil.
Suatu ketika, Nabi SAW datang ke rumah ‘Aisyah ra dan melihat
seorang wanita sedang duduk bersamanya. Ketika beliau bertanya tentang wanita
itu, Aisyah menjawab bahwa wanita itu adalah
orang yang selalu melaksanakan
tahajud sepanjang malam tanpa tidur. Rasulullah lantas berkomentar: “Itu tidak
baik. Sebaiknya engkau melakukan perbuatan baik yang dapat kau lakukan seumur
hidupmu”. Beliau melanjutkan: “ Demi Allah, Dia tidak akan lelah memberimu
pahala atas perbuatan baik yang kau lakukan, tetapi engkau-lah yang akan merasa
lelah dan menyerah. Jadi lebih baik bagimu apabila melakukan perbuatan baik
yang dapat kau lakukan secara terus menerus. Ini akan mempunyai nilai lebih
dihadapan Allah”.
Sebuah perbuatan kecil yang dilakukan secara terus menerus
adalah lebih baik dibandingkan perbuatan besar yang dilakukan terputus-putus.
Hal kecil yang sering disepelekan, sebenarnya memiliki
potensi yang luar biasa, yang dari sana muncullah hal-hal besar. Sebuah
perjuangan dalam bentuk apapun, tak dapat dipungkiri berawal dan berasal dari
sebuah ‘kekuatan kecil’. Akumulasi ‘barang-barang kecil’ inilah yang lantas
membentuk sebuah gugusan besar. Satu prestasi yang terukir dalam skala apapun,
dipastikan berakar dari upaya kecil yang dilakukan secara kontinyu. Ketekunan
dan ketahanan untuk bertahan dan terus melakukan yang ‘kecil’, membuahkan satu
prestasi yang disebut besar dan luar biasa.
Dalam tataran ibadah, sebuah ibadah yang secara kuantitas
dikatakn kecil, dapat saja memiliki nilai besar, tatkala dilaksanakan dalam
takaran dan aturan yang semestinya. Tak jarang pula, sesuatu yang kecil menjadi
titik masuk bagi sesuatu yang besar, semacam key word (kata kunci). Karenanya,
yang kecil tersebut menjadi sesuatu yang mesti dipahami sebelum memahami yang
lebih besar. Allah SWT juga amat memperhatikan hal-hal kecil yang dilakukan
para hamba-Nya. Allah akan memberikan pahala terhadap sebuah amal perbuatan
baik, meski besarnya tak lebih dari setitik debu, sebaliknya, kejelekan yang
juga amat kecil, akan menuai siksa sesuai dengan ketentuan-Nya.
Dalam bidang dakwah, Rasulullah pernah menegaskan untuk
memulai dakwah dengan menyampaikan apa yang kita miliki berupa pengetahuan
agama, meski itu ‘kecil’ dan tak seberapa. Dalam bahasanya, Rasul menegaskan
“sampaikan dariku walau hanya satu ayat”. Kalimat ini mengandung makna untuk
segera mulai berdakwah dengan kemampuan kita yang ada tanpa harus terjebak
menunggu hingga kita dikatakan pandai dan memiliki segalanya. Namun, tentu
saja, apa yang kita sampaikan tersebut mesti kita pahami secara baik dan
proporsional, hingga pemahaman kita tidak mentah. Yang pasti, spirit anjuran
Nabi tersebut adalah untuk mulai satu tugas besar berupa dakwah dari hal kecil
yang ada pada diri kita. Inilah makna terpenting yang harus kita ketahui.
Cakupan dakwah-pun diawali dari sekup yang paling kecil,
yaitu diri pribadi kita sendiri. Selanjutnya kita beranjak untuk mengajak
keluarga dan sanak saudara, lantas melebar kepada orang lain dalam spektrum
yang lebih luas. Ini artinya, cakupan dakwah yang sangat luas, masyarakat pada
umunya, diawali dari cakupan yang paling kecil yaitu diri kita. Meski kecil,
cakupan pertama ini amat penting dan menentukan, sebab dari kualitas individu
yang baik, sebuah dakwah akan dapat berjalan baik pula. Ini artinya, kita harus
memulai untuk memperbaiki yang kecil sebelum melangkah kepada yang lebih besar,
sebab yang kecil itulah yang menentukan keberhasilan dari yang besar.
Pemahaman akan urgensitas sebuah entitas yang kecil akan
memberikan cara pandang yang bijak kepada kita, untuk tidak mudah melihat
sesuatu dengan sebelah mata, apalagi jika pertimbangannya hanya kuantitas
semata. Akan sangat bijak jika semuanya dilihat dalam posisi dan proporsi yang
semestinya, hingga melahirkan cara pandang yang utuh dan berimbang, hingga
memunculkan sifat bijak nan bestari. Smoga!
Oleh:
Fa-Hiem.
Salam Sukses Bahagia
Ingin Umroh??? Ada
kendala biaya??? Mau kerja sampingan???
Silakan kontak 0852
2580 5657
Label: akumulasi, besar, kata kunci, potensi
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda